Medan FM - Pemerintah Provinsi Sumatera Utara terus berupaya untuk mengembangkan dan memanfaatkan energi baru terbarukan seperti berbasis tenaga air, bio gas maupun bio massa untuk mengatasi krisis energi. Namun karena tingginya biaya invetasi, serta belum adanya sinergitas antara pemerintah pusat dan daerah, menjadi kendala dalam pengembangan energi baru terbarukan.

Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara, Edy Saputra Salim mengatakan sampai saat ini ketergantungan terhadap energi fosil masih cukup besar, meski ketersediaannya sudah menyusut. Harapannya pemanfaatan energi terbarukan bisa dimulai untuk dimaksimalkan, karena topografi wilayah Sumut yang berbukit, menyimpan potensi tenaga air, khususnya di sekitar pegunungan bukit barisan. Lalu Sumut juga penghasil tandan buah segar (TBS) kelapa sawit yang bisa mencapai 9 juta ton lebih pertahunnya, dimana limbahnya berpotensi dikembangkan menjadi energi listrik berupa bio energi dalam bentuk biomassa maupun biogas.

Sementara itu, Direktorat Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Muktar Muslim mengaku bahwa pemerintah serius dalam mengembangkan energi terbarukan dengan dikeluarkannya sembilan program strategis nasional, diantaranya berupa bauran energi nasional, program menuju 25 persen peran energi baru terbarukan dalam bauran energi tahun 2025. Program lainnya adalah pembudayaan konservasi energi, eksplorasi migas secara agresif, peningkatan produksi dan lifting migas serta pembangunan infrastruktur migas dan pembangkit listrik. (Tri Kurniawan/Medan)