Medan FM - Ratusan anak muda komit tidak akan melakukan penikahan dibawah umur atau pernikahan dini, sebab rentan berbagai penyakit serta masalah yang timbul kedepannya.
Coordinator program AKSI2015 kota Medan Intan Dirjalaila saat panggung atraksi kreativitas “Orang Muda Berani Bicara” di Medan beberapa waktu yang lalu mengatakan gerakan sosial anak dan orang muda ini menjadi gerakan bersama yang dilakukan di 14 daerah lainnya di Indonesia. Berdasarkan data penelitian Pusat Kajian Gender dan Seksualitas Universitas Indonesia, angka pernikahan anak di Indonesia pada tahun 2015 berada pada peringkat kedua teratas di kawasan Asia Tenggara atau sekitar 2 juta anak perempuan di bawah 15 tahun sudah menikah dan putus sekolah. Menurut Intan, berbagai resiko dan potensi dampak negatif seperti perceraian, kesehatan, ketidaksiapan secara mental, serta hilangnya hak-anak yang dimiliki menjadi bagian kecil mengapa pernikahan anak harus dicegah.
Intan menambahkan proggram AKSI2015 di Medan secara spesifik mengangkat tema pencegahan pernikahan dini. Selain aksi longmarch, kegiatan lain yang akan dilakukan adalah panggung aksi kreatifitas dari anak dan orang muda. Berbagai penampilan seperti modren dance, seremoni penurunan spanduk kegiatan, menyanyi, akustik, beatbox, rapper, teater, puisi, dan atraksi lainnya. (Tri Kurniawan/Medan)