Medan FM - Konflik berbau SARA yang terjadi di Tanjung Balai beberapa waktu lalu dipandang Komisi Untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (KontraS) Sumut tidak hanya disebabkan oleh pelarangan adzan oleh seorang warga, namun akar masalah yang terjadi karena ketidak tegasan pemerintah dan aparat penegak hukum dalam mengawasi dan mengantisipasi hal ini terjadi.
Staf Advokasi kontraS Sumut,, Ronald Syafriansyah mengatakan konflik berbau SARA di Tanjung Balai sebenarnya sudah lama bergulir, isu intoleransi antar umat beragama tidaklah hal baru. Namun pemerintah dan aparat penegak hukum tidak pernah secara tuntas menyelesaikan hal ini. Tidak ada ketegasan yang dibuat oleh para pemangku kepentingan. Bahkan pihaknya menduga, ada oknum yang dengan sengaja memanfaatkan konflik ini terjadi. Dan untuk itu, dirinya meminta kepada pemerintah dan penegak hukum bertindak tegas sehingga kejadian serupa tidak lagi terulang, bukan hanya di Tanjung Balai namun juga di Indonesia.
Selain itu, Ronald juga menambahkan terkait konflik Karo, pihaknya menduga hal ini disebabkan oleh ketidak tegasan aparat penegak hukum sehingga sengketa lahan yang terjadi semangkin luas dan melebar. (Tri Kurniawan/Medan)